🐪 Cerita Cupak Gerantang Bahasa Indonesia Singkat
Cupakgerantang: Judul Asli: Judul Seragam: Pengarang: Proyek Pengembangan Permuseuman (Nusa Tenggara Barat) Bahasa: Indonesia: Bentuk Karya: Bukan fiksi : Target Pembaca: Lokasi Akses Online . Eksemplar; Konten Digital; Marc; Cerita rakyat Sulawesi Selatan /oleh Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah
Ceritarakyat dengan judul serupa yaitu Timun Emas atau Timun Mas juga ada di daerah Jawa Tengah. Ada katuturang satua I Cupak teken I Grantang. Punika santukan satua bawak puniki ngranjing ring kasusastran bali anyar. Ane paling cerika tusing ngelah bulu madan I Doglagan.
ivW2NJV. What can you set as an example from Bung Karno in this millenial era? Post your comments here or propose a question. What values do you want the government to learn from your choice of Ogoh-ogoh?In English Cupak story is very legendary among the people of Bali. Cupak Gerantang are a pair of brothers who have very striking differences in character. Gerantang has a kind nature and good personality, while cupak is very greedy for everything. from the government's point of view, it's like the chancellor of Udayana University who is currently being talked about. quite a high position but still taking money that is not rightfully his. the point is that excess is not good and must be able to restrain "Page text text" as page type with input value "Cupak story is very legendary among the people of Bali. Cupak Gerantang are a pair of brothers who have very striking differences in character. Gerantang has a kind nature and good personality, while cupak is very greedy for everything. from the government's point of view, it's like the chancellor of Udayana University who is currently being talked about. quite a high position but still taking money that is not rightfully his. the point is that excess is not good and must be able to restrain lust." contains invalid characters or is incomplete and therefore can cause unexpected results during a query or annotation Balinese Satua Cupak sekadi legenda ring masyarakat. Cupak Gerantang inggih punika nyame adi maduwe karakter sane mabinaan. Gerantang meduwe sifat sane becik berkeribadian baik, yening Cupak maduwe sifat rakus utawi loba. Ring sudut pandang pamrentah, sekadi rektor Unipersitas Udayana sane nedeng karembag. Jabatan sane tegeh mambung tapi ngambil jinah anak sane nenten gelahne. Inti ne lebih punika nenten manut, harus bisa naenang hawa nafsu Property "Page text text ban" as page type with input value "Satua Cupak sekadi legenda ring masyarakat. Cupak Gerantang inggih punika nyame adi maduwe karakter sane mabinaan. Gerantang meduwe sifat sane becik berkeribadian baik, yening Cupak maduwe sifat rakus utawi loba. Ring sudut pandang pamrentah, sekadi rektor Unipersitas Udayana sane nedeng karembag. Jabatan sane tegeh mambung tapi ngambil jinah anak sane nenten gelahne. Inti ne lebih punika nenten manut, harus bisa naenang hawa nafsu" contains invalid characters or is incomplete and therefore can cause unexpected results during a query or annotation Indonesian Cerita Cupak sangat melegenda dikalangan masyarakat Bali. Cupak Gerantang adalah sepasang saudara yang memiliki perbedaan karakter yang sangat mencolok. Gerantang sendiri memiliki sifat yang budiman dan berkepribadian yang baik, sedangkan cupak sangat rakus akan segala hal. dalam sudut pandang pemerintah, bagaikan rektor universitas udayana ini yang sedang hangat dibicarakan. jabatan yang lumayan tinggi tapi masih mengambil uang yang bukan hak nya. intinya yang berlebihan itu tidak baik dan harus bisa menahan hawa "Page text text id" as page type with input value "Cerita Cupak sangat melegenda dikalangan masyarakat Bali. Cupak Gerantang adalah sepasang saudara yang memiliki perbedaan karakter yang sangat mencolok. Gerantang sendiri memiliki sifat yang budiman dan berkepribadian yang baik, sedangkan cupak sangat rakus akan segala hal. dalam sudut pandang pemerintah, bagaikan rektor universitas udayana ini yang sedang hangat dibicarakan. jabatan yang lumayan tinggi tapi masih mengambil uang yang bukan hak nya. intinya yang berlebihan itu tidak baik dan harus bisa menahan hawa nafsu." contains invalid characters or is incomplete and therefore can cause unexpected results during a query or annotation process.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Lombok merupakan sebuah pulau dengan tradisi dan kebudayaan yang unik. Tradisi dan kebudayaan tersebut melahirkan sebuah seni, salah satunya seni pertunjukan. Melalui pertunjukan drama dan teater, para penggiat kebudayaan dan seni berusaha untuk memperkenalkan kebudayaan dan tradisi daerah Lombok yang unik juga memiliki pesan moral. Teater tradisional merupakan sarana masyarakat yang membawa nilai-nilai tradisi yang diwariskan yang hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut kemudian ditanamkan kepada anak cucu melalui tutur kata teater atau akting. Semoga ini bisa menjadi pelajaran tentang sikap masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. Hadirnya berbagai teknologi di tengah masyarakat semakin memperkecil ruang gerak kesenian tradisional khususnya di Lombok. Minimnya pengetahuan dan minat masyarakat dalam mengarsipkan tradisi mereka dibuktikan dengan minimnya buku dan dokumentasi lainnya yang secara khusus melestarikan kesenian tradisional asli daerah Lombok. Misalnya, Cepung, teater kata yang diucapkan pertama di Lombok, lebih dikembangkan oleh orang Bali daripada penduduk asli. Meski seniman Lombok juga terlibat dalam pembangunan Bali, hal itu menimbulkan ketakutan di antara mereka yang menginginkan perubahan, termasuk Zulfan Rohman, lulusan Institut Kesenian Yogyakarta. Setelah lulus dari Seni Teater, Zulfan Rohman kembali ke Lombok Timur dan mendirikan komunitas teater bernama Kapas Putih. Cupak Gerantang merupakan sebuah cerita drama asli Lombok yang menceritakan permasalahan keluarga dengan latar belakang tradisi Lombok, termasuk bahasa pada dialog yang digunakan adalah bahasa sasak penutur asli. Sebelum menjadi sebuah pementasan drama, Cupak Gerantang merupakan sebuah dongeng yang biasa diperdengarkan untuk anak-anak kecil agar mendapatkan pesan moral. Seiring berjalannya waktu, Cupak Gerantang dianggap menjadi sebuah drama keluarga yang juga layak untuk dipertontonkan untuk berbagai usia. Akhirnya, Cupak Gerantang menjadi sebuah pementasan yang biasanya digunakan sebagai sarana hiburan dan pengajaran. Karena cerita dari Cupak Gerantang ini merupakan sebuah kisah sederhana yang mengandung pesan moral, pementasan dramanya pun tidak memiliki tujuan khusus untuk upacara adat. Pementasan drama ini bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dikarenakan Cupak Gerantang pada awalnya adalah sebuah dongeng, maka masyarakat Lombok pun tidak begitu asing dengan cerita yang ditampilkan, sehingga pementasan ini bisa dilakukan kapan saja dan murni untuk memberikan sebuah hiburan kepada masyarakat. Karena menjadi salah satu sarana hiburan, naskah dari Cupak Gerantang akan disajikan dengan konsep multimedia ekspresi, yaitu aktor dituntut untuk bernyanyi dan menari disamping dia berakting. Pementasan Cupak Gerantang ini kemudian diterapkan dengan bentuk penggarapan komedi-tragedi. Cupak Gerantang dikenal sebagai teater tradisional. Mengutip Jurnal Penciptaan Tokoh Cupak dalam Naskah Cupak Gerantang Lalu Gede Suparman, karya Wahyu Kurnia, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2016, mengatakan A. Kasim Ahmad dalam Teater Indonesia "Konsep Sejarah dan Masalah". . bahwa teater tradisional adalah bentuk teater yang dihasilkan dari kreativitas sastra lisan yang berakar dan bersumber dari tradisi budaya masyarakat etnik di sekitarnya. 1 2 3 4 5 Lihat Sosbud Selengkapnya
Cupak Gerantang adalah satu dari sekian cerita rakyat suku Sasak yang mendiami pulau Lombok. Cerita rakyat Gumi Sasak yang semakin hari semakin memudar karena “serangan” modernisasi dan juga karena kurangnya kepedulian. Berceritakan tentang kakak adik yang bertentangan sifat. Dua tokoh yang pasti ada pada setiap cerita rakyat di Nusantara ini, dua karakter yang pasti ada dalam hidup ini. Cupak dan Gerantang. Antagonis dan Hubbi S. HilmiAlumni Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia UNS Surakarta Jawa TengahCupak dan Gerantang dua orang yang sangat berbeda. Cupak seorang kakak berperawakan tambun dan tinggi besar, licik, rakus, pendengki, suka berbohong dan mencuri menjadi sifatnya. Wajahnya pun jelek dan seram, tutur katanya kasar dan tidak sopan. Gerantang seorang adik berperawakan tegap namun luwes, tutur katanya halus dan sopan, berwajah tampan nan gagah, baik, jujur dan pemaaf menjadi dan iri hati yang menyelimuti hati Cupak membuatnya dendam dan berusaha membunuh adiknya, Gerantang. Namun sang adik terus saja memaafkan apa pun yang telah dibuat si Cupak untuk menyingkirkannya. Mereka berdua hidup di sebuah negara yang bernama Daha Negara yang dipimpin oleh Datu Daha sebagai Daha mempunyai seorang putri yang sangat cantik Dewi Sekar Nitra namanya. Suatu ketika sang putri raja diculik oleh seorang raksasa yang sangat jahat, Dewi Sekar Nitra dikurung dalam sebuah sumur tua yang sangat dalam. Raja memberikan sayembara, bagi siapa yang menyelamatkan sang putri, maka ia akan dinikahkan dengan sang putri dan akan menjadi pewaris tunggal kerajaan. Terdengar oleh Cupak sayembara itu, ia mengajak adiknya Gerantang untuk mengikuti sayembara bantuan kedua patih dari kerajaan Daha Negara, mereka berdua diantar ke belantara tempat sang raksasa tinggal. Cupak sesumbar bahwa ia akan mengalahkan raksasa seorang diri, si adik pun memperingatkannya agar tak sombong. Mendengar suara sang raksasa mendengkur si Cupak gemetar dan kencing di celana, namun karena sudah terlanjur sesumbar, ia memberanikan diri melawan raksasa sendirian. Ia tersungkur dan kalah, melihat kakaknya tersungkur, Gerantang dengan sigap membantu kakaknya dan melawan sang raksasa. Raksasa tersungkur, pingsan dan kalah. Cupak melihat kesempatan emas itu langsung membunuh raksasa dengan sebuah keris yang diberikan Datu Daha sebelum mereka berangkat menuju hutan. Raksasa mati dengan keris Cupak menancap di dada besar nan itu dalam sekali adikku, kau tak mau kan membiarkan kakakmu ini yang masuk ke dalamnya? Begitu tutur Cupak kepada Gerantang. Gerantang pun paham, ia langsung menuruni sumur tempat Dewi Sekar Nitra disembunyikan oleh sang raksasa. Dengan bantuan seutas tali, ia menuruni sumur itu seorang diri, ia terkagum melihat kecantikan sang putri raja yang sedang memeluk erat lututnya itu. Setelah memperkenalkan diri, ia berteriak ke arah Cupak yang telah menunggu di permukaan sumur, Cupak dengan sigap dan penuh semangat menarik putri raja melalui seutas tali itu. Gerantang tinggal sendiri di dalam sumur, kalau saja aku menarik Gerantang ke atas, maka ia akan dinikahkan dengan putri, karena ia yang telah berani memasuki sumur, mengalahkan raksasa dan tentu saja ia lebih tampan daripada aku, siasat si Cupak. Cupak pun meninggalkan Gerantang di dalam sumur dan menutup permukaan sumur dengan batu yang sangat menuju istana bersama putri, sang raja Daha Negara memenuhi sayembaranya, Cupak senang bukan kepalang karena akan dinikahkan dengan putri raja. Sang putri memberikan kesaksian bahwa Gerantang lah yang menyelamatkannya. Cupak marah dan menantang patih kerajaan beradu Perisean kesenian khas pulau seribu masjid, untuk membuktikan kebenaran ucapannya bahwa ia sendirilah yang menyelamatkan putri kalah, Cupak semakin sesumbar. Begawe beleq pesta besar-besaran pun digelar di halaman istana, menandakan akan berlangsungnya sebuah pesta pernikahan. Gerantang berhasil keluar dari sumur tua itu dengan usaha, kesabaran dan pertolongan Tuhan. Ia bergegas menuju istana. Melihat kehadiran adiknya yang masih hidup itu, Cupak marah dan menantang Gerantang untuk berduel Perisean, membuktikan siapa yang telah menyelamatkan putri raja. Gerantang sebenarnya mengalah, namun Cupak memaksa dan menganggap sikap mengalah Gerantang ialah sebuah penghinaan, maka Gerantang menerima tantangan kalah hanya dengan beberapa kali pantokan penjalin pukulan rotan, ia tersungkur. Melihat kejadian itu, sang putri membenarkan bahwa Gerantang lah yang menyelamatkannya. Cupak seketika dikepung oleh prajurit Daha, ia hendak dibunuh. Saat Cupak hendak dibunuh, Gerantang meminta raja untuk mengampuni kesalahan kakaknya itu. Atas permintaan Gerantang itu Cupak pun terampuni, namun sebagai hukuman ia dibuang jauh dari istana, sementara itu Gerantang dinikahkan dengan putri raja dan menjadi pewaris tunggal kerajaan Daha Negara. Mereka hidup berbahagia sampai akhir dari GerantangKejahatan pasti akan kalah dengan kebaikan, kira-kira seperti itulah tujuan adanya cerita rakyat yang selama ini kita dengar atau baca dalam kehidupan sehari-hari. Sikap dan sifat yang ditunjukkan oleh Gerantang tersebut mungkin bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter dari Cupak lah yang harus kita hindari bersama, sikap sombong dan licik hanya akan menghasilkan sebuah kesengsaraan yang berkelanjutan. Jika setiap orang memiliki karakter seperti Gerantang, sudah bisa dipastikan kita tak lagi di “dunia” namun di “surga dunia”.Cupak dan Gerantang, satu cerita rakyat dari sekian ribu bahkan berjuta-juta jumlahnya di Indonesia. Cerita rakyat yang setiap daerah mesti memilikinya, cerita rakyat yang sudah seharusnya dijaga para generasi. Cerita rakyat bukan hanya berfungsi sebagai sebuah hiburan semata, namun dibalik menghiburnya itu kita harus peka terhadap apa yang disampaikannya. Menggerakkan teaterikal dengan tema-tema cerita rakyat ini mungkin dan memang sudah seharusnya untuk dilakukan di mana pun, oleh siapa pun dan kapan pun. Tak hanya menunggu momentum, namun juga mungkin bisa dilakukan beberapa kali dalam generasi bangsalah yang harus turun tangan dalam menghadapi “serangan” globalisasi yang sudah tak terhitung dampaknya bagi kehidupan sosial masyarakat Nusantara, khususnya dalam pelestarian cerita rakyat seperti Cupak Gerantang. Mungkin kita semua setuju bahwa dengan membentuk komunitas-komunitas dalam masyarakat menjadi wadah “curhatan” cerita-cerita rakyat seperti itu. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat ini, mungkin juga bisa kita manfaatkan untuk menebar “benih-benih” kecintaan dan kebanggaan terhadap apa yang kita miliki, pemanfaat sosial media untuk memopulerkannya, tak adil rasanya jika membebankan semuanya hanya pada ruang lingkup komunitas yang didominasi para generasi muda. Masyarakat juga hendaknya mengambil peran, semisal para tokoh masyarakat atau tetua kampung. Para tetua kampung hendaknya menjadi salah satu “dewan penasihat”, dan bahkan sangat mungkin bisa menjadi salah satu sumbernya, karena cerita-cerita seperti Cupak Gerantang lebih banyak diketahui secara detail oleh para tetua kampung di sekitar pemerintah, tentu saja sangat diharapkan dalam mendukung kegiatan-kegiatan pelestarian budaya seperti ini. Menyelenggarakan sebuah event, semisal teatrikal yang bertemakan cerita rakyat pasti banyak kendala, salah satu masalah utamanya ialah kendala biaya. Kita percaya dan sangat yakin pastilah ada peraturan yang sudah mengaturnya, namun mungkin pemerintah bisa lebih “getol membakar” semangat anak muda dengan fasilitas dan “janji” masa depan yang lebih mumpuni. Solusi lain, misalnya dari dalam dunia pendidikan, menguatkan pelajaran bermuatan lokal sampai tingkatan tertinggi misalnya, mungkin bisa untuk kita pertimbangkan bersama sebagai upaya untuk bersama bangun generasi Indonesia dengan kecintaan dan kebanggaan Nusantara. Tak perlu membanggakan budaya luar, karena kita sudah memiliki segalanya bahkan lebih dari mereka. Revolusi bukanlah “berbual”, tapi tindak nyata. Tak perlu sibuk mencari solusi untuk merevolusi mental, karena sepelosok Nusantara dari zaman dahulu kala sudah memiliknya.
cerita cupak gerantang bahasa indonesia singkat