🎈 Ilmu Minang Masuk Sini
MuqaddimahKarya Terbesar Ibnu Khaldun yang Mengubah Ilmu Sosial. one. 29 Mei 2021, 13:34. 135. 135. 0. MATA INDONESIA, JAKARTA - Salah satu pemikir dan ilmuwan Muslim yang dikagumi oleh dunia adalah Abd al-Rahman abu Zaid Ibn Khaldun, alias Ibnu Khaldun. Cendekiawan yang lahir pada 1 Ramadan 732 H/27 Mei 1332 M di Tunisia ini belajar
UntukPara Sepuh Yang Mampir ka Gubuak Buruak Ambo ko ,, alangkah elok nyo share Ilmu datuk banyak saketek nyo disiko agiah la pancarahan kapado kami nan masih satahun jaguang ko .,. Simpan disiko Bia manjadi sejarah Di masa depan supayo anak cucu kito bisa tau kalau Sastra Adat minang ko masih ado dan ndak hilang dimakan waktu ,., jan sampai ilmu nan datuak pelajari salamo ko sio2 karano ndak ado
Budayamerantau sudah menjadi suatu kebudayaan yang telah ada sejak zaman dahulu dan tetap menjamur untuk dilakukan hingga saat sekarang. Kebudayaan dapat berkembang karena perilaku yang timbul dari manusia itu sendiri. Termasuk merantau. Kegiatan merantau ini awalnya dilakukan oleh laki-laki Minangkabau. Di mana ketika zaman dahulu dalam adat
Dalampada itu, unsur Pasal 6 huruf e dan f sama sekali sulit terpenuhi terhadap peristiwa hukum berupa pembuatan dan pengedaran film Cinta Tapi Beda ini. Silahkan ditonton filmnya atau dibaca sinopsis filmnya di sini, sama sekali tidak tercermin suatu dorongan kepada khalayak umum agar melawan hukum atau merendahkan harkat dan martabat manusia.
MengenalSuku minangkabau. A. MANUSIA. Secara mental, manusia diciptakan sebagai makhluk yang rasional dan berkehendak - dengan kata lain, manusia dapat menggunakan pikirannya dan dapat memilih. Ini adalah refleksi dari akal budi dan kebebasan Tuhan. Setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati
PutraBerdarah Minang dalam Bingkai Mata Uang 4 Negara. AH. Akhyari Hananto. 02 Juni 2018 09.55 WIB • 2 menit. Banyak dari kita yang hidup di era saat ini, mungkin tak menyadari sebuah titik penting di nusantara yang menjadi cerminan intelektual bangsa Indonesia di era kemerdekaan atau sebelumnya, namun juga menjadi kebanggaan bangsa lain.
PencarianAnda telah mencapai batas maksimum yang diberikan bagi pengguna tidak terdaftar dalam sehari. Anda dapat melakukan pencarian kembali sebagai pengguna tidak terdaftar esok hari. Untuk melakukan pencarian lebih lanjut dalam KBBI Daring pada hari ini, silakan masuk menggunakan akun resmi Anda yang terdaftar dalam situs KBBI Daring .
Harmonidi antara iman, ilmu, dan amal merupakan hal terpenting yang diajarkan oleh Islam agar manusia benar-benar dipastikan untuk sukses hidup dunia dan akhirat. Dr. Rofiah menuturkan, bahwa keimanan merupakan aspek fundamental, sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Artinya tanpa suatu keimanan tujuan dan orientasi hidup manusia akan
adabaiknya kita share lagi mengenai ilmu-ilmu dari minang. sebagai pembuka : mantera pengisi tenaga dalam : Inyiak gunuang marapi inyiak gunung singgalang datanglah ka diri denai.. bukan rupo nan den undang.. ilmu inyiak nan den pegang. berkat la ilaha ilallah muhammad rasulullah salam
84iTey. Kumpulan Cerita Misteri Ilmu Palasik di Minangkabau Palasik Kuduang Bagi orang Minang, kepercayaan pada Hantu Palasiak atau Palasik sama dengan kepercayaan Leak bagi masyarakat Bali, atau Kuyang bagi orang Kalimantan. Hantu Palasiak ini memang sudah lama tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Minang, terutama yang tinggal di pelosok Desa Sumatera Barat. Cerita tentang Hantu Palasiak ini sering pula dituturkan oleh salah seorang saudara ayah yang memang berasal dari Ranah Minang. Menurut saudara ayah itu, ilmu hitam Palasik merupakan warisan turun temurun masyarakat Minah yang ada sejak zaman dahulu kala. Konon, mereka yang menganut ilmu ini biasanya akan membentuk komunitas tersendiri dalam masyarakat. Mereka dulu sangat dikucilkan oleh warga di sekitarnya. Konon, di zaman dahulu kala mereka hanya bisa menikah dengan sesama keturunan Palasiak. Tapi, di zaman sekarang ini, masyarakat sudah bisa menerima keberadaan mereka. Disamping itu, keberadaan mereka juga sulit untuk dikenali. Meskipun seseorang mewarisi darah keturunan Palasik dari leluhur, namun bukan berarti secara otomatis mereka akan menjadi Hantu Palasiak. Ada ritual yang harus dilaksanakan untuk bisa menguasai ilmu hitam yang satu ini, sehingga tidak setiap turunan Palasik menjadi Palasik seperti leluhurnya. Mengapa orang Minang punya ilmu Palasik? Dari mana asal muasal ilmu ini sebenarnya. Siapa pula orang pertama yang mengajarkannya, dan di daerah mana tempat asal ilmu yang masih sangat misterius ini? Tentu saja tak mudah untuk menjawab deretan pertanyaan tersebut. Kita berharap, semoga ada saudara kita yang berasal dari Ranah Minang bisa menjelaskanya pada pembaca setia majalah kasayangan ini. Meski misteri masih menyelimutinya, yang jelas Hantu Palasiak dapat diyakini benar ada dalam kenyataan. Hal ini setidaknya seperti yang dialami sendiri oleh saudara sepupu Misteri. Sebut saja Dasri, namanya. Kisahnya terjadi 20 tahun yang lalu. Saat itu, Dasri baru duduk di kelas IV SD, usianya 10 tahun. Ketika itu musim libur panjang sekolah bertepatan dengan bulan Ramadhan. Ayah Dasri yang berasal dari Dusun Taratai, Desa Sungai Tarab, Batusangkar, berniat mengajak seluruh keluarganya pulang ke kampung halamannya yang jauh terpencil itu. Rencana ayah Dasri ini tentu saja disambut gembira, terutama oleh dasri. Apalagi, sudah lima tahun ini Dasri tidak bertemu dengan kakek dan nenek, serta saudara-suadara sepupunya yang tinggal di sana. Pada hari Minggu siang mereka berangkat dengan bus jurusan Medan-Bukittinggi. Sekitar pukul 8 pagi, bus yang ditumpangi Dasri bersama kedua orangtuanya, meninggalkan kantor pusatnya di Jl. Amaliun, Medan. Setelah melewati batas wilayah kota Medan, bus tancap gas. Semua bangku sudah terisi penuh, termasuk bangku tempel yang tersedia untuk penumpang yang menyetop di jalan. Setelah menempuh perjalanan selama 15 jam, bus tiba di terminal Aur Kuning, Bukittinggi, menjelang pukul 10 pagi berikutnya. Perjalanan menuju Batusangkar dilanjutkan dengan menumpang angkutan antar kota dalam propinsi. Angkutan desa hanya sampai di ibu kota kecamatan saja. Menuju Desa Sungai Tarap, harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 5 km. Ada beberapa warga satu kampung dengan ayah Dasri berjalan bersama menuju desa kelahiran mereka. Mereka terlihat bercerita akrab sekali. Memasuki desa Sungai Tarap, udara dingin pegunungan menyambut kedatangan Dasri. Sawah-sawah terbentang luas di lereng-lereng bukit. Rumah gadang berdiri megah di sepanjang jalan yang dilalui. Tiba di rumah Anggut, sebutan kakek bagi orang Minang, saudara dan sanak kadang sudah berkumpul menyambut kedatangan Dasri bersama kedua orangtuanya. Dalam tempo sekejap saja, rumah Anggut yang luas berbentuk rumah gadang penuh oleh sanak saudara dan kerabat ayah Dasri. Berita kedatangan ayah Dasri menyebar dari mulut ke mulut ke pelosok kampung. Apalagi pada malam harinya. Teman-teman ayah Dasri semasa kecil berdatangan menemuinya untuk melepas rindu dan mengenang kembali masa-masa indah dahulu. Mereka berbincang-bincang hingga larut malam. Dua hari di kampung, akhirnya tiba juga hari pekan di desa itu. Dasri diajak ayahnya melihat suasana pekan. Waktu itu turut pula bersama mereka dua orang saudara sepupu Dasri, yakni Budin dan Durin. Usia kedua anak ini sebaya dengan Dasri. Tinggi dan besar, badan juga sama. Yang membedakan warna kulit tubuh mereka. Mungkin karena tinggal di kota, kulit wajah dan tubuh Dasri terlihat putih bersih. Berbeda dengan Budin dan Durin. Kulit kedua anak ini hitam pekat karena setiap hari terjemur di atas teriknya sinar matahari. Jika tidak berada di sawah membantu orangtua merumput, pagi-pagi sekali mereka pergi mengembalakan kerbau. Dalam perjalanan ke lokasi pecan itu, ayah Dasri selalu menyapa dengan ramah setiap warga desa yang ditemui atau berpapasan di tengah jalan. Mereka menyalami ayah Dasri dengan ramah pula, seraya bertanya tentang kabar dan kapan datangnya. Sementara itu, Dasri dan dua orang saudara sepupunya saling bercerita dan bercanda dalam perjalanan itu. Meski baru dua hari bertemu, namun mereka sudah kelihatan sangat akrab. Sampai akhirnya di sebuah tikungan jalan desa, mereka melewati sebuah rumah gadang yang lumayan megah. Pemilik rumah itu memanggil ayah Dasri. “Singgahlah dulu kemari. Pasar masih sepi!” Kata si pemilik rumah, seorang kakek berusia lanjut, menawari ayah Dasri singgah di rumahnya. Karena menghormati tawaran itu, Ayah Dasri memutuskan singgah ke rumah gadang milik si kakek. Dia juga mengajak Dasri dan dua saudara sepupunya untuk singgah barang sebentar di rumah itu. Tapi, kedua saudara sepupu Dasri berkeras melarang. Budin menggelengkan wajahnya agar Dasri jangan mengikuti ayahnya. Tapi Dasri tetap mengikuti ayahnya berjalan memasuki pekarangan rumah gadang milik si kakek yang sepertinya amat ramah dan baik hati itu. Dasri dituntun ayahnya melewati jembatan terbuat dari batang bambu. Sementara. dua saudara sepupu Dasri hanya berdiri termangu di pinggir jalan. Berulangkali mereka menggelengkan wajahnya, yang memberi isyarat agar Dasri jangan ikut singgah di rumah gadang itu. Hingga wajah keduanya berubah menjadi pucat, Darsi tetap tak peduli. Kenapa Budin dan Durin melarang Dasri singgah di rumah itu? Mereka tahu persis pemilik rumah itu adalah suami isteri penganut Palasik. Rumah itu memang terlihat sangat sunyi, seperti tidak ada penghuni lain kecuali seorang kakek dan nenek yang sudah sangat renta. Diketahui, pemilik rumah itu bernama Anggut Adam. Usianya sudah mencapai 78 tahun. Sedangkan isterinya, Niek Syamsidah, usianya sekitar 70 tahun. Rambut kedua pasangan itu sudah memutih, dan kulit tubuhnya hitam keriput. Meski begitu gigi mereka masih utuh, walau nampak hitam berkarat. Dasri dan ayahnya duduk di ruang tamu, membelakangi kamar tidur si pemilik rumah. Sesaat kemudian, Niek Syamsidah menghidangkan kopi dan ketan hitam. Nenek renta inipun duduk di sisi suaminya. “Berapa anakmu sekarang?” Tanya Niek Syamsidah. “Baru satu, Niek!” Jawab ayah Dasri. “Bawalah isterimu kemari!” Anggut Adam memberi tawaran. “Nantilah di lain waktu,” jawab Ayah Dasri. Perbincangan pun berjalan dengan akrab. Sampai setelah hampir setengah jam di rumah Anggut Adam, Dasri mengajak ayahnya pergi ke pekan. Mereka pun segera berpamitan. Anggut Adam dan isterinya mencoba menahan ayah Dasri agar lebih lama lagi berada di rumahnya. Tapi Dasri terus merengek meminta ayahnya agar meninggalkan rumah Anggut Adam. Dia tak sabar ingin melihat suasana hari pekan di desa. Anggut Adam dan isterinya melepas kepergian tamunya hingga ke pekarangan rumah. “Siapa nama anakmu?” Tanya Niek Syamsiah. “Dasri!” Jawab ayah Dasri. “Kapan-kapan main-main kemari lagi. Anggap ini rumah anggutmu sendiri,” kata Anggut Adam ramah, melepas kepergian Dasri bersama ayahnya. Saat keluar dari rumah gadang milik Anggut Adam, warga desa terlihat berjalan berbondong-bondong lewat di depan rumah Anggut Adam membawa seluruh anggota keluarganya. Memang, di hari pekan itu tidak seorang pun warga desa pergi ke sawah. “Rumah anggut Adam terlihat seram ya. Tidak terurus!” Cerus Dasri dalam perjalanan. “Maklum, mereka kan tinggal berdua di rumah itu. Pergi pagi ke sawah dan pulangnya menjelang senja. Jadi mereka tidak punya waktu untuk mengurus rumah,” jawab ayah Dasri. Setelah mendapat jawaban itu, Dasri tidak lagi bertanya pada ayahnya. Apalagi setibanya di lokasi pecan suasana memang sangat ramai. Para pedagang dari kota menjajakan bermacam-macam keperluan warga desa. “Ayah, Dasri mau bermain bersama Budin dan Durin ya!” Mohon Dasri sesaat setelah melihat Budin dan Durin berkumpul bersama dengan teman-temannya. “Pergilah!” Jawab ayah Dasri memberi izin. Dasri pun segera bergabung dengan Budin dan Durin beserta teman-teman sebayanya. Waktu itulah Dasri sempat bertanya begini, “Mengapa kalian berdua tidak mau diajak singgah di rumah Anggut Adam?” “Anggut bersama isterinya itu Palasiak Kuduang,” jawab Budin. “Apa benar Palasiak itu ada?” Tanya Dasri lagi. “Rumah yang kau datangi tadi rumah Palasiak!” Jawab Durin. Sebelumnya, Dasri memang pernah mendengar cerita Hantu Palasiak dari orang-orang Minang yang tinggal di sekitar rumah orang tuanya di Medan. Menurut cerita mereka, Hantu Palasiak itu dapat melepaskan leher dari tubuhnya. Ada beberapa jenis Palasiak. Satu di antaranya adalah Palasiak Kuduang. Disebut Palasiak Kuduang, karena si pemilik ilmu hitam ini dapat memotong kepalanya kemudian memasangnya kembali. Kuduang dalam bahasa Minang artinya potong atau penggal. “Apa itu Palasiak selama ini aku belum pernah mendengarnya?” Tanya Dasri, pura-pura tida tahu. “Apa ayahmu tidak pernah bercerita?” Tanya Budin. Dasri hanya mengggelengkan kepalanya. “Palasiak adalah hantu penghisap darah anak-anak seusiamu. Dia mendatangi mangsanya tengah malam. Anak-anak yang darahnya dihisap Palasiak, wajahnya menjadi pucat dan sering sakit-sakitan,” kata Budin menerangkan. “Mana ada manusia hidup jadi hantu seperti Palasiak itu?” Protes Dasri. “Ada, contohnya Palasiak. Dia menghisap darah, terutama anak-anak yang datang dari kota,” ujar Durin menakuti Dasri. “Mengapa darah anak-anak dari kota yang dihisap Palasiak?” Tanya Dasri, penasaran. “Anak-anak dari kota darahnya manis. Sedangkan anak desa di sini darahnya pahit,” jawab Budin bercanda sembari tertawa. Kedatangan Dasri bersama ayahnya ke rumah Anggut Adam, diceritakan pula oleh Budin dan Durin kepada kedua orangtua mereka. Etek Yusminah, adik ayah Dasri terperanjat mendengar cerita dari Budin. Saat itu juga, dia segera menemui ayah Dasri. “Mengapa Uda bawa Dasri ke rumah Pak Tuo Adam?” Tanyanya. “Beliaukan masih kerabat kita!” Jawab ayah Dasri. “Ya, tapi beliau suami isteri Palasik!” Sahut Etek Yusminah. Kelihatannya dia merasa sangat cemas. “Ah, memangnya masih ada apa ilmu hitam semacam itu di zaman seperti sekarang ini?” Sanggah ayah Dasri. “Mungkin saja, Uda! Sebagaiknya segara bawa Dasri ke rumah Datuk Maruhun, untuk minta jimat penangkal padanya,” saran Etek Yusminah. Tapi saran itu tidak dihiraukan ayah Dasri. Datuk Maruhun adalah satu-satunya orang yang dapat memberikan jimat agar seorang anak tidak dihisap darahnya oleh Palasiak. Namun, ayah Dasri menyangsikan kekhawatiran Etek Yusminah. Dua hari berselang, pada malam sabtu, hujan deras turun sejak sore hari hingga malam harinya. Hingga tengah malam hujan tidak juga reda. Di luar rumah, angin bertiup kencang membut malam sangat dingin dan mencekam. Ayah Dasri malam itu tidak ada di rumah. Setelah mengerjakan shalat Jum’at, dia tidak pulang. Dia hanya berpesan pada Anggut Musa, bahwa malam ini dia akan menginap di rumah Pak Sabirin, teman sebangku ayah waktu sekolah di Makhtab Thawalib, Padangpanjang. Hingga tengah malam, hujan tinggal gerimis. Di luar angin masih juga bertiup kencang. Meskipun sudah memakai selimut tebal, tapi udara dingin masih dapat menembus pori-pori kulit. Tiba-tiba berhembus angin sangat kencang menerpa pintu kamar tidur yang tidak terkunci. Tiupan angina itu mengempaskan pintu kamar. Suaranya sangat keras sehingga Dasri terjaga dari tidur. Dari balik gorden pintu yang terbuka diterbangkan angin, Dasri melihat seraut wajah nenek tua dan kakek tua muncul. Celakanya, hanya leher dan kepalanya saja yang melayang-layang memasuki kamar. Wajah mereka terlihat samar-samar mirip Anggut Adam dan isterinya, Niek Syamsiah. “Apakah mereka ini palasiak?” Hati Dasri diliputi tanda tanya. Tubuhnya gemetaran karena takut. Kedua potongan kakek dan nenek itu terbang di atas tubuh Dasri, dan melayang-layang dengan sangat menakutkan. Dasri tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya seolah-olah terkunci, sehingga tidak dapat berteriak membangunkan anggutnya yang tidur pulas di sisinya. Demikian pula dengan tubuhnya. Kaku dan gemetar, seperti terikat tali sehingga tidak dapat digerakkan. Hanya kedua bola matanya mengikuti kemana kedua potongan kepala itu bergerak. Setelah berputar-putar, akhirnya kedua potongan kepala itu berhenti di ujung jempol kaki Dasri. Dengan rakus keduanya menghisap darah Dasri melalui jempol kakinya. Dasri pun meringis kesakitan. Untunglah dia tidak jatuh pingsan. Setelah puas, kedua potongan kepala itu pergi meninggalkan mangsanya, melayang-layang keluar dari dalam kamar. “Anggut, ada hantu!” Teriak Dasri. Mendadak anggutnya terjaga dari tidur pulasnya. “Ada apa?” Tanyanya. Dasri lalu menceritakan peristiwa yang barusan menimpanya. Sang Anggut harus percaya sepenuhnya, sebab di atas lantai tampak berceceran darah segar hingga ke ruang tamu. “Mereka itu Palasiak!” Gumam sang anggut dengan wajah tuanya yang menegang. Pada pagi harinya, ayah Dasri bersama anggutnya membawa Dasri ke rumah Datuk Maruhun. Pada Datuk Maruhun, Dasri menceritakan kejadian yang menimpanya tadi malam. “Anakmu di hisap Palasiak,” jelas Datuk Maruhun. “Siapa yang tega menghisap darah anakku, Datuk?” Tanya ayah Dasri. Datuk Maruhun tidak dapat menjawabnya. Beliau hanya menggelengkan kepalanya. “Bawa segera pergi anakmu dari kampung kita. Banyak Palasiak yang ingin menghisap darahnya,” saran Datuk Maruhun. Oleh Datuk Maruhun, Dasri diberi jimat yang diikatkan di pergelangan kakinya. Memang, setelah dihisap darahnya oleh palasiak, wajah Dasri pucat, dan tubunnya lemah seperti kekurangan darah. Siang itu juga, berasma ayah dan ibunya Dasri kembali pulang ke Medan. Rencana untuk berlebaran di kampung pun batal…. Lima belas tahun kemudian, Dasri baru berani datang ke kampung halaman ayahnya. Kenangan menakutkan itu memang selalu membuatnya bernyali ciut bila ingin berkunjung ke kampong tersebut. Postingan ini berdasarkan kisah nyata, adapun nama-nama pelaku dalam kisah ini sengaja disamarkan untuk menghormati privacy yang bersangkutan.
Mantera pengisi tenaga dalam. Serta jika anda telah kuasai bacalah di beberapa saat yang anda rasa pas serta kerjakanlah dengan kedaan tenang fikiran hati serta bakal begitu jauh semakin bagus jika dibacakan dalam satu kali tarikan nafas. Master Pelet Dukun Pelet Ilmu Pelet Yang Secara By Master Togel Medium Ada baiknya kita share lagi mengenai ilmu ilmu dari pelet minang. Ilmu pelet minangbulu perindu sukmailmu pelet minang. Di kalimantan barat masyarakat mengenalnya dengan nama kundang sementara di kalimantan timur disebut. Berikut ini kumpulan artikel ilmu sakti mengenai mantra pelet bahasa minang. Original posted by angku mudo untuk menambah pengetahuan awak sebagai orang minang dalam perihal ilmu mudo tantu kito harus tahu dengan hal hal yg lazim dalam keilmuan minang tersebut untuk kali ini kita mendapat materi pitunang uraiannya seperti berikut. Saturday 05 august 2006 pitunang merupakan ilmu magis yang dimaksudkan untuk mensugesti orang lain agar tertarik untuk melihat. Ilmu inyiak nan den pegang. Siang hari teringat pada si pembuat ramuan dan malam harinya akan terbawa dalam mimpi. Seorang gadis atau bujang yang termakan ramuan cirik berandang ini dijamin akan mabuk kepayang. Di daerah jawa tengah ilmu pelet disebut pengasihan atau ilmu asihan sementara itu di sumatra atau di tanah melayu ilmu ini disebut dengan pekasih. Saya cukup lama menulusuri orang orang yang memiliki pengetahuan kebathinan mengenai mani ini namun seperti nya penelusuran saya sia sia. Contoh ilmu pelet pembangkit birahi wanita bisa anda temukan dalam halaman keilmuan 30 ilmu pelet paling ampuh silahkan lihat pada bagian menu situs daftar keilmuan. Jadi jika anda suka pada mantra pelet wanita yang ampuh serta cepat kerjanya manfaatkanlah mantra pelet ini lewat cara dapat menghafal satu kali hafalan saja. Mantra pelet bahasa minang. Mengulang trit yang dulu pernah ada. Berkat la ilaha ilallah muhammad rasulullah salam. Alunan magis sirompak ilmu pelet dari minangkabau kuno august 16 2018 alunan suara saluang sirompak instrumen tiup tradisional khas minangkabau yang terbuat dari bambu membuat para penonton yang sebelumnya riuh menjadi diam seketika. Bukan rupo nan den undang. Di tanah minang pelet disebut juga pitunang sementara tanah bata menyebutnya dorma. Ilmu pelet dengan media berupa serbuh tersebut di daerah asalnya minangkabau disebut sebagai cirik barandang. Berbagai contoh ilmu pelet pembangkit birahi wanita yang sangat ampuh ini semuanya bisa anda miliki dan nantinya bisa digunakan dengan baik mengatasi problem asmara anda. Ijazah ilmu semula jadi asalnya manidi indonesia sendiri sangat jarang ilmu ghaib ataupun ilmu kebathinan yang mengkaji dan mendalami kekuatan energi yang tersimpan di dalam air sperma mani baik laki laki maupun perempuan. Inyiak gunuang marapi inyiak gunung singgalang datanglah ka diri denai. Bulu perindu sukma bulu perindu asli kalimantan di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari bulu perindu yang melegenda yang khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis baik pria ataupun wanita. Pelet Kirim Mimpi Basah Mantra Pelet Ampuh 100 Sekali Baca Langsung Ngejar Youtube Di 2020 Kekuatan Doa Humor Lucu Membaca Ilmu Pengasihan Nabi Daud For Android Apk Download Alunan Magis Sirompak Ilmu Pelet Dari Minangkabau Kuno Share Ilmu Minang Masuk Sini Page 25 Kaskus Jan Sombong Kumayan Saibu Cieknyo Bamacam Pamanih Ilmu Peletnya Minang Otaseru Youtube Menyingkap Mistis Gasiang Tangkurak Di Tanah Minang Kaskus Ilmu Limau Puruik Jeruk Purut Dari Minang Ilmu Pukau Dan Tenaga Dalam Panca Suci Part 15 Youtube Pelet Cirik Barandang Dari Minangkabau Pondok Tadabbur Ilmu Pelet Cirik Barandang Yang Terkenal Di Minangkabau 6dawai Com Mengenal Petuah Serapah Jampi Mantra Dan Doa Dalam Tubuh Melayu Jantungmelayu Com Pasisia News Cirik Barandang Ilmu Pelet Dari Ranah Minang Cirik Barandang Pelet Penakluk Hati Perempuan Pdf Leksikon Etnomedisin Dalam Pengobatan Tradisional Minangkabau Ilmu Pemanis Orang Minang Ilmu Pelet Dunia Gaib Gasiang Tangkurak Minangtv Youtube Ilmu Pelet Padang Youtube 12 Cara Memelet Wanita Jarak Jauh Mudah Dan Aman Di Kangridho Com By Dinda Haha Ii Medium Ilmu Pekasih Minang Ilmu Pelet Rokok Info Minang Cirik Brandang Sangat Terkenal Di Daerah Facebook
Minang kabau terkenal dengan alamnya yang indah dan hijau. Pemandangan alam yang menyegarkan mata seperti pegunungan, sawah, kebun, sungai, bukit, dan lembah tidak sulit ditemukan di ranah minang ini. Luasnya alam minang kabau ini membuat orang minang dengan sendirinya belajar dari alam tersebut, sehingga terbentuklah falsafah yang dikenal sebagai “Alam Takambang Jadi Guru.” Falsafah ini sudah lama menjadi salah satu ajaran dan pedoman hidup mereka. Segala sesuatu yang ada di alam ini, yang berbeda fungsi dan perannya, saling berhubungan tetapi tidak saling mengikat, saling berbenturan tapi tidak saling melenyapkan, dan saling mengelompok tapi tidak saling meleburkan. Unsur-unsur itu masing-masing hidup dengan eksistensinya dalam suatu harmoni, tetapi dinamis sesuai dengan dialektika alam yang mereka namakan bakarano bakajadian bersebab dan beakibat. Contohnya seperti matahari yang terik masuk ke bumi, tetapi sinarnya yang terang dan panas itu bisa dihambat oleh pepohonan yang rimbun, sehingga manusia bisa berteduh di bawah pohon tersebut. Itu membuktikan bahwa hubungan pepohonan dan matahari itu saling berbenturan namun tidak saling melenyapkan, karena pohon menerima sinar matahari tapi tidak meneruskannya, sehingga yang berada di bawah pohon menjadi tidak kepanasan. Seperti pepatah minang berikut Api mambaka, aie mambasahi, tajam malukoi, runciang mancucuak, gunuang bakabuik, lurah baraie, lawik barombak, bukik barangin api membakar, air membasuh, tajam melukai, runcing menusuk, gunung berkabut, jurang berisikan air, laut berombak, bukit berangin. Yang artinya kita harus selalu hati-hati dengan alam agar tidak terluka. Iklan Dalam menerapkan falsafah tersebut, kita harus mengetahui makna yang terkandung di dalamnya. “Alam Takambang Jadi Guru” jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti alam terkembang yang terbentang luas dijadikan sebagai guru. Jadi, arti secara harfiahnya adalah segenap unsur yang ada di alam yang terbentang luas ini dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan dapat menjadi ilmu. Segala fenomena yang terjadi di alam dapat ditarik sebagai sebuah pembelajaran baik dari segi falsafah maupun sebagai prinsip-prinsip yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial. Berbagai unsur-unsur yang terkandung di alam air, angin, api, tanah dapat ditarik dan ditelaah sebagai bentuk nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan. Dalam menjalankan kehidupan manusia, belajar adalah kegiatan yang harus selalu dilakukan dan tidak dapat ditinggalkan sedetikpun, kapanpun dan dimanapun kita berada. Sebagaimana yang diajarkan Rasulullah, tuntutlah ilmu dari ayunan sampai keliang lahat. Dan juga terpapar jelas di peribahasa terkenal yaitu Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. Belajar yang dimaksud disini bukan hanya sekedar belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui tetapi belajar yang sungguh-sungguh dan mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari. Pepatah minang mengatakan Panakiak pisau sirawik Penakik pisau siraut Ambiak galah batang lintabuang ambil galah batang intabuang Silodang ambiah ka niru selodang ambil untuk nyiru Nan satitiak jadikan lauik yang sekepal jadikan gunung Nan sakapa jadikan gunuang yang setitik jadikan laut Alam takambang jadi guru alam terkembang jadi guru Hakimy,2OO12 Pepatah di atas mengandung arti agar manusia selalu berusaha menyelidiki, membaca, serta mempelajari ketentuan-ketentuan yang terdapat pada alam semesta sebagai sunatullah. Dan hendaknya manusia selalu berusaha menggali dan menganalisis suatu permasalahan atau ilmu sampai menemukan kesimpulan yang dapat digunakan sebagai kompetisi yang berguna bagi manusia. Falsafah ini juga merupakan bentuk ketaatan orang minang terhadap Allah SWT. Alam yang indah dan luas ini merupakan rahmat terbesar yang diberikan oleh Allah SWT. Untuk itu, rahmat yang sudah diberikan ke pada kita tidak boleh disia-siakan begitu saja. Atas rahmat Allah-lah orang minang belajar dari alam. Karena pada dasarnya, masyarakat minang berpedoman teguh dengan Al-qur’an seperti pepatah berikut Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Artinya apapun perbuatan yang harus dilakukan dalam adat minangkabau tidak bertentangan dengan ajaran lslam bahkan dilandaskan pada ajaran lslam. Banyak terdapat perintah Allah ke pada manusia untuk meneliti alam semesta ini. Tujuannya juga agar manusia mengetahui tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah beserta rahasia yang terkandung di dalamnya demi kepentingan manusia sendiri. Sebab tanpa meneliti dan mengkaji alam itu manusia tidak akan memperoleh kemajuan dalam hidupnya. Semakin lama akan semakin bertambah banyak kebutuhan manusia di dunia ini karena semakin banyak manusia yang berkembang biak dan memadati bumi, sehingga mereka harus berjuang untuk mengatasi berbagai problema yang diakibatkan oleh pertumbuhannya itu sendiri. Tidak hanya itu, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang tersembunyi dari alam semesta ini. Di antara ayat-ayat yang menyuruh untuk meneliti alam semesta ini adalah firman Allah SWT “Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” QS. 10 101 “Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. 31 29 “dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan untukmu dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahaminya.” QS. 16 12 Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada banyak manfaat yang dapat diperoleh jika kita menjadikan falsafah “Alam Takambang Jadi Guru” sebagai pedoman hidup, di mulai dari mendapatkan banyaknya ilmu baru secara gratis dari hanya dengan mengamati alam dan juga memperlihatkan bentuk ketaatan ke pada Allah SWT atas rahmat yang di berikan-Nya. REFERENSI Darwas, D. Dt. Rajo Malano. Filsafat Adat Minangkabau. Yayasan Lembaga Studi Minangkabau. Navis, Alam Terkembang Jadi Guru. PT. Grafiti Pers. 1984 Jakarta Syur'aini. “Pemanfaatan Falsafah Alam Takambang Jadi Guru Dalam Membangun Masyarakat Berpendidikan.” Seminar Internasional Konseling Lintas Budaya. 2019. diakses 11 September 2021. Ikuti tulisan menarik Firena Noverinda Hidayat lainnya di sini.
ilmu minang masuk sini